“Kisah Muram Di Restoran Cepat
Saji”
A. Mulyana
Judul Buku : Kisah Muram Di Restoran Cepat Saji
Halaman : 152 Halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (GPU)
Tahun
terbit : Cetakan pertama, Desember
2012
ISBN : 978-979-22-9080-6
“Nama
tokoh dalam cerita ini, Adimas. Seorang pemuda berwajah tampan, tapi berkantong
tipis. Ia, telah dua tahun bekerja sebagai kasir di restoran cepat saji
jaringan internasional ini. Semula ia masuk sebagai karyawan magang. Nyambi
kerja sambil kuliah, agar terlihat keren di mata teman-teman kampusnya.” (hal
41) demikian kutipan cerita yang dijadikan judul dalam kumpulan cerpen ini.
Bamby Cahyadi saya ibaratkan sebagai seorang koki restoran yang kerap mendapatkan hujatan pun pujian dari setiap masakan yang ia buat, termasuk dalam kumpulan cerita ini berkisah tentang kemuraman dan kesenangan dari setiap tokoh rekaan yang ia buat. Entah sengaja atau tidak, kesemua cerita ini begitu realis dan bisa terjadi di antara kita semua. Sungguh sangat berlainan dengan koleganya, Sungging Raga yang di mana Sungging Raga mempunyai aliran surealis pada setiap cerita yang ia buat.
Namun,
ada sesuatu yang berbeda yang ditonjolkan dalam kumpulan cerita ini. Sisi
muram, kegelisahan, kesedihan, kegamangan di setiap judul cerita di dalamnya.
Salah satunya cerita pertama yang tersuguhkan dalam kumpulan cerpen ini,
menceritakan tentang sepasang suami-istri yang menyesal tidak memperbaiki
boneka bayi kesayangan anaknya. Mereka menyesal tidak memperbaiki boneka anak
satu-satunya sebelum ia pergi ke dimensi yang berbeda. Suami dan istri ini
selalu merasakan kegamangan dan kesendirian setiap harinya. Berikut adalah
petikan ceritanya, “Istriku sedang duduk termenung di kursi teras sambil
memeluk boneka kesayangan Riri. Begitulah pekerjaannya tiap petang. Lantas aku
bergabung dengannya, duduk-dudukk melamun mengenang Riri sambil
berlinang-linang air mata, aku pun menangis bersama istriku.” (hal. 1)
Cerita
yang berjudul ‘Aku Bercerita dari Pesawat yang Sedang Terbang’ serta ‘Tentang
Mayat yang Sedang Tersenyum’ merupakan dua cerita yang masih saling berelasi.
Menceritakan Ayahnya yang mati karena tokoh utama pulang terlambat sekolah.
‘Angka
Sepuluh’ cerita kesembilan yang tersuguhkan dalam kumpulan cerita ini mengantarkan
pembaca untuk melihat sebuah cermin kehidupan pengacara kaya yang menyukai
angka 9. Cerita ini begitu singkat namun mengalir apik dengan keserhanaan diksi
yang Bamby Cahyadi buat.
Cerita
lain yang sangat menggelitik berada pada judul ‘Obsesi’ menyajikan kisah Awang
Darmawan, siswa pintar dan aktif namun berobsesi untuk menjadi koruptor.
“Seperti juga teman-temanku, yang bercita-cita menjadi dokter, insinyurm,
polisi, tentara, wartawan atau bahkan presiden. Mereka belajar dengan giat agar
cita-citanya tercapai. Begitu pun denganku.” Merupakan salah satu petikan yang
akan membuat Anda ingin menyelesaikan cerita ini hingga titik terakhir.
Terakhir,
kumpulan cerita yang berisi 15 cerita yang mengajarkan kita
kesederhanaan tokoh rekaan setiap cerita. Dengan harapan, agar pembaca tidak
mengalami perbuatan yang sama dengan cerita yang berada di dalam cerita ini.
GS
Juni 2013

KISAH KELAM YANG MURAM