A. Mulyana
Pengarang : Felix Y. Siawu
Penerbit : Alfatih Press
Tebal Buku : xxvi + 320 halaman
Tahun Terbit : Cetakan ke-3,
Juli 2013
ISBN : 978-602-17997-2-7
Sebuah sejarah tidak akan pernah
hilang jika dituliskan, begitulah keinginan Felix Y. Siawu untuk
menulis buku ini. Dia percaya sebuah konsep bahwa sejarah akan terus
berulang jika tidak banyak yang mengambil pelajaran darinya. Maka ia
menuliskan buku ini untuk memberikan semangat serta arahan kepada
generasi muda untuk menjadi generasi penakluk layaknya Muhammad
Al-Fatih yang telah menaklukan kota Konstatinopel.
Tuturan Felix Y. Siawu merupakan
sebuah kapaduan dari integritas dirinya, harapan dan doa sebagai
seorang penulis serta motivator bagi pembaca maupun untuk dirinya
sendiri. Felix. Y Siawu bukan seorang muslim sejak lahir, dia hanya
seorang muallaf yang telah diluluhkan hati dan pandangannya oleh
Allah untuk masuk Islam. Namun, kesungguhannya dalam mempelajari
Islam melebihi orang lain yang telah beragama Islam sejak lahir.
Felix Y. Siawu merupakan Islamic
Inspirator lulusan
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor serta aktif berdakwah
dan aktivis islam di kampusnya. Selain itu dia pernah menjadi ketua
lembaga dakwah fakultas pertanian, eLSIFA. Setiap kata yang Ia tulis
dalam buku ini bukan sengaja tertuang sebagai sebuah cerita layaknya
dongeng sebelum tidur. Ia menuliskan setiap kalimat untuk menyiptakan
dunia yang sama seperti Muhammad Al-Fatih agar pembacanya bisa
“Menyentuh” apa yang ia tulis.
Harga Sebuah Kecintaan
Konstatinopel atau nama Istanbul
yang kita kenal sekarang merupakan sebuah kota yang berhasil direbut
oleh pasukan muslim dengan penuh perjungan dan penuh kepercayaan pada
ucapan Rasulullah SAW. Lebih dari delapan abad lamanya Konstatinopel
menjadi sebuah tujuan utama dan jihad merupakan jalan yang dirindukan
dengan sangat oleh pasukan perang dari masa ke masa. See
Beyond The Eyes Can See itulah
yang coba Felix Y. Siawu mencoba tanam dalam dada, hati, mental dan
pemikirin bagi pembaca buku ini, hal sama yang telah diterapkan oleh
Syaikhh Aaq Syamsudin pada Muhammad Al-Fatih. Pondasi utama yang
diperlukan seorang penakluk untuk mewujudkan hal yang bukan hanya
terlihat oleh fakta-fakta yang ada namun kemungkinan ditambah
kepercayaan yang tertanam di dalam pikirannya.
“Berbeda dengan orang-orang
yang tidak bisa melihat 'lebih daripada yang bisa dilihat oleh mata'
mereka akan selalu beralasan, mengeluh dengan hambatan dan rintangan
yang menghadang mereka dan menjadikannya untuk tidak melakukan apapun
dalam hidupnya” hal 293.
Melalui penuturan sederhana yang
telah dikemas apik, Felix Y. Siawu tidak hanya menyebutkan apa yang
terjadi pada masa lalu. Namun juga lebih kepada bagaimana hal-hal
remeh bisa membuat peristiwa besar dan bersejarah hingga kini, bisa
dilihat ketika pasukan Byzantium begitu panik ketika terjadi gerhana
bulan sempurna. Penduduk Konstatinopel yang hidup dalam keabu-abuan
mitos dan takhayul mempercayai bahwa kejadian itu merupakan sebuah
pertanda kekalahan kota Konstatinopel. Selain itu, kecerdikan
Muhammad Al-fatih dalam menyusun strategi perang yang tak pernah
diduga dan selalu mengejutkan membuat siapapun yang melihatnya tak
akan percaya.
Terakhir, pelajaran yang bisa
kita ambil dari sejarah Muhammad Al-Fatih ini adalah sebuah
kepercayaan pada visi hidup kita dan terus memberikan yang terbaik
dari setiap pilihan yang telah kita buat. Kendati buku ini cukup
tebal, tapi buku ini seperti santapan pagi; ringan namun pas diperut.
24 Februari 2014

Interalasi Masa